MAKALAH
ANALISIS PENERAPAN SIE PADA PERUSAHAAN JASA EKSPORT IMPORT (FORWARDING)
Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Sistem Informasi Eksekutif
Dosen : Endang Kurniawan, S.Kom, M.M
Disusun Oleh :
M. Khadziq (4115029)
PRODI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL 'ULUM JOMBANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan lancar. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Sistem Informasi Eksekutif.
Laporan ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari berbagai panduan yang berkaitan dengan perusahaan jasa eksport
import. Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah
Sistem Informasi Eksekutif atas bimbingan dan arahan dalam penulisan laporan
ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat
diselesaikan nya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca laporan ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita
mengenai Sistem Informasi, khususnya bagi penulis. Memang laporan ini masih
jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................
i
Daftar
isi..............................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan............................................................................................
1 1.1
Latar
Belakang.........................................................................................
1 1.2
Rumusan Masalah....................................................................................
2 1.3
Tujuan.......................................................................................................
2 1.4
Batasan
Masalah.......................................................................................
2 1.5
Metodologi
Penulisan...............................................................................
2
Bab II Landasan
Teori......................................................................................
4 2.1
Teknologi
Informasi.................................................................................
4 2.2
Sistem Informasi
Eksekutif......................................................................
6 2.3
Jasa Eksport Import.................................................................................
11
Bab III Pembahasan
........................................................................................
13
3.1 Penerapan Teknologi Informasi Pada
Perusahaan.................................. 13
3.2Pendekatan Teknologi Informasi dengan Measurement,
Experimentation, Sharing, dan Replication. 17
3.3 Peranan Teknologi Informasi Dalam Manajemen Strategik
Pada Perusahaan. 18 3.4
Pentingnya Divisi TI Dalam Proses
Bisnis............................................. 21
3.5 Peranan CIO Dalam Perusahaan
............................................................ 23
Bab IV Analisis Penerapan
SIE.......................................................................
26
4.1 Analisis Penerapan Sie Dalam Perusahaan Jasa Eksport
Import............ 26
4.2 Analisis
SWOT.......................................................................................
26
Bab V Penutup..................................................................................................
28
5.1
Kesimpulan.............................................................................................
28
Daftar Pustaka
...............................................30
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi
organisasi yang dimaksudkan untuk digunakan oleh eksekutif perusahaan baru saja
berkembang. Permulaan yang terlambat ini disebabkan oleh kegiatan eksekutif
yang tidak terstruktur baik, dan para spesialis informasi lebih sukar memahami
pemecahan keputusan di tingkat eksekutif daripada di tingkatan managemen yang
lebih bawah. Lambat laun penggunaan komputer bergerak merambat naik dan
sekarang mendapat perhatian eksekutif. Sistem Informasi eksekutif sekarang
merupakan salah satu area komputasi bisnis yang termarak. Sistem Informasi
Eksekutif (Executive Information System) atau EIS merupakan suatu sistem yang
khusus dirancang bagi manager pada tingkat perencanaan strategis. Sistem Informasi
eksekutif sekarang merupakan salah satu area komputasi bisnis yang termarak.
Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) atau EIS merupakan
suatu sistem yang khusus dirancang bagi manager pada tingkat perencanaan
strategis. EIS adalah penyediaan informasi ke manajer senior. Dalam konteksnya,
komputer diasumsikan terlibat dalam memperoleh dan mengatur informasi
(klarifikasi, analisis dan menyediakan alternatif keputusan). Data berbentuk
rekaman dalam jumlah besar tidak cocok digunakan secara langsung. Dapat juga
menjadi tidak berguna akibat terlalu padat, kurang lengkap atau tidak siap
diakses. Dengan adanya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, dapat
membantu konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sehingga dengan jasa
yang di tawarkan kepada konsumen tersebut dapat memberikan efek dan manfaat
positif bagi konsumen tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem
informasi eksekutif untuk dapat membantu para eksekutif khususnya dalam bidang
jasa dalam pengambilan suatu keputusan. Sehingga, dengan adanya sistem
pendukung tersebut akan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang
diharapkan konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Teknologi
Informasi pada perusahaan?
2. Bagaimana Pendekatan Teknologi
Informasi dengan Measurement, Experimentation, Sharing, dan Replication?
3. Bagaimana peranan Teknologi
Informasi dalam Manajemen Strategi pada perusahaan jasa eksport import?
4. Bagaimana pentingnya Divisi TI
dalam Proses Bisnis?
5. Bagaimana peranan CIO dalam perusahaan?
1.3 Tujuan
1. Memahami penerapan Teknologi
Informasi pada perusahaan.
2. Memahami Pendekatan Teknologi
Informasi dengan Measurement, Experimentation, Sharing, dan Replication.
3. Memahami peranan Teknologi
Informasi dalam Manajemen Strategik pada perusahaan.
4. Memahami pentingnya Divisi TI
dalam Proses Bisnis.
5. Memahami peranan CIO dalam
perusahaan.
1.4 Batasan Masalah
Laporan ini
membahas peranan dan penerapan TI, pentingnya divisi TI dan peranan CIO dalam
perusahaan jasa eksport import.
1.5 Metodologi Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab
pembuka yang berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat, Batasan Masalah dan Metodologi Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab dua ini
mencantumkan teori-teori yang berhubungan tentang permasalahan yang akan
dianalisis. Teori-teori tersebut adalah Teknology Informasi, Sistem Informasi
Eksekutif dan Perusahaan Jasa eksport Emport.
BAB III PEMBAHASAN
Bab tiga ini
menerangkan tentang peranan dan penerapan TI, pentingnya divisi TI dan peranan
CIO dalam perusahaan jasa eksport import.
BAB IV ANALISIS KINERJA SISTEM
INSTANSI
Bab empat ini
menjelaskan tentang analisis penerapan SIE dalam sebuah perusahaan jasa eksport
import
Pada bab lima
ini berisi tentang kesimpulan dari Bab I sampai Bab IV dan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi Informasi
2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi
Apa sebenarnya
yang dimaksud dengan teknologi informasi? Apakah teknologi informasi itu
identik dengan komputer? Pertanyaan ini sering diutarakan dan untuk menjawabnya
diperlukan pemahaman mengenai teknologi informasi itu sendiri. Teknologi
informasi (Information Technology) biasa disingkat TI, IT atau infotech.
DalamOxford English Dictionary (OED2) edisi ke-2 mendefenisikan teknologi
informasi adalah hardware dan software, dan bisa termasuk di dalamnya jaringan
dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks bisnis atauusaha. Menurut Haag
dan Keen (1996), Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi. Menurut Martin (1999), Teknologi informasi tidak hanya
terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang
akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirim informasi. Sementara Williams dan Sawyer
(2003), mengungkapkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi
yang membawa data, suara, dan video. Dari defenisi di atas, nampak bahwa
teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi juga
termasuk teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain bahwa teknologi informasi
merupakan hasil konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi
telekomunikasi. Teknologi komputer merupakan teknologi yang berhubungan dengan
perangkat komputer seperti printer, pembaca sidik jari, CD-ROM, Prosesor, disk,
dan lain-lain. Komputer merupakan mesin serbaguna yang dapat digunakan untuk
keperluan pengolahan data apa saja menjadi informasi yang berguna. Hal ini
dimungkinkan karena komputer dapat dikendalikan oleh program yang terdiri
atassederetan instruksi. Komputer akan bertindak sesuai instruksi yang
diterimanya dari program. Dengan kata lain komputer akan bertindak sesuai
keinginan pembuat program. Teknologi komunikasi atau telekomunikasi merupakan
teknologi komunikasi jarak jauh. Termasuk teknologi telekomunikasi yang kita
gunakan sehari-hari adalah telepon, televisi, radio, handy-talky, handphone.
Dikatakan sebelumnya bahwa teknologi informasi merupakan konvergensi antara
teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi, saat ini teknologi
telekomunikasi yang disebutkan di atas telah dapat digunakan untuk
menghubungkan sejumlah komputer. Sehingga beberapa komputer dapat berkomunikasi
satu sama lain dengan mudah. Inilah makna dari kata “konvergensi” diatas.
2.1.2 Komponen Teknologi Informasi
Komponen
teknologi informasi merupakan sub sistem yang terbentuk sehubungan denganpenggunaan
teknologi informasi. Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi, umumnya
dibutuhkan setidaknya tiga komponen utama; perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan manusia (brainware). Untuk perangkat
telekomunikasi diasumsikan termasuk dalam komponen hardware. Perangkat keras
disini merupakan perangkat fisik yang membangun sebuah teknologi
informasi.Contoh perangkat keras disini misalnya, monitor, keyboard, mouse,
printer, harddisk, memori, mikroprosesor, CD-ROM, kabel jaringan, antenna
telekomunikasi, dan lain-lain. Perangkat lunak disini merupakan program yang
dibuat untuk keperluan khusus. Perangkat lunakdapat dibagi menjadi tiga;
perangkat lunak sistem,perangkat lunak bahasa pemrograman, danperangkat lunak
aplikasi. Perangkat lunak sistem merupakan perangkat lunak yang dibuat khusus
untuk dapat mengontrol semua perangkat keras sehingga semua perangkat keras
teknologi informasi dapat bekerja dengan kompak sebagai sebuah sistem yang
utuh. Perangkat lunak sistem lebih dikenal dengan sebutansistem operasi.
Misalnya: Sistem Operasi Windows, Linux, Unix, OS/2, dan FreeBSD. Perangkat
lunakbahasa pemrograman merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
membuat programaplikasi maupun perangkat lunak sistem. Misalnya: Visual Basic,
Delphi, Turbo C, Fortran, Cobol, TurboAssembler, Java. Sementara perangkat
lunak aplikasimerupakan program jadi siap pakai yang dibuat untuk keperluan
khusus. Misalnya untuk keperluan multimedia ada perangkat lunak Jet
Audio,Windows Media Player, WinAmp, Real Player. Untuk keperluan aplikasi
perkantoran ada Microsoft Office dan Open Office yang terdiri atas beberapa
program untuk berbagai keperluan seperti pengolahan kata, angka, data, dan
presentasi. Sementara brainware atau orang marupakan pengguna, pemelihara,
pembuat sistem teknologi. Tanpa komponen ini perangkat keras dan perangkat
lunak tidak akan berarti apa-apa.
2.2 Sistem Informasi Eksekutif
2.2.1 Pengertian System Informasi Eksekutif
Istilah
Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering dikaitkan dengan
perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan.
Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi
fungsional, manajer puncak akan menerima semua informasi dari subsistem -
subistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data
menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif
membebaskan eksekutif dari tugas tersebut. Berikut ini beberapa pandangan
tentang apa yang harus dilakukan oleh Eksekutif :
a. Menurut Henri Fayol, semua
manajer melakukan fungsi-fungsi manajemen yang sama: merencanakan,
mengorganisasikan, menyusun staff, mengarahkan dan mengendalikan. Perencanaan
sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan fungsi-fungsi lain oleh
tingkat yang lebih rendah.
b. Peran-peran manajerial
Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi orientasinya berbeda
untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah negotiator. Salah satu
contoh, seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan usaha (merger),
dan manajer tingkat bawah/rendah berunding tentang tanggal penerimaan dengan
pemasok.
c. Agenda dan jaringan Kotter,
menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para eksekutif mengatasi tantangan
pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap:
(a) menetapkan agenda - tujuan yang
harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka pendek);
(b) membangun jaringan kerjasama
diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda tersebut; (c) menetapkan
lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota jaringan dapat bekerja
mencapai agenda itu. Sistem informasi eksekutif juga disebut sebagai sistem
pendukung eksekutif. Sistem ini merupakan sistem informasi yang menyediakan
fasilitas yang fleksibel bagi eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan
internal yang berguna untuk mengindentifikasi masalah. Pemakai yang awam dengan
komputer pun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem dilengkapi antarmuka
yang sangat memudahkan pemakai untuk menggunakannya.
2.2.2 Komponen Sistem Informasi
Eksekutif Secara umum komponen dari EIS dapat tergolong seperti :
a. Hardware (Perangkat Keras) Ketika
membicarakan tentang perangkat keras untuk satu lingkungan EIS, kita harus
memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan pertemuan eksekutif. Eksekutif
harus diletakkan yang pertama dan kebuthan eksekutif harus didefinisikan
sebelum perangkat keras dapat terpilih. Perangkat keras komputer dasar
diperlukan untuk suatu EIS meliputi empat komponen: - Input Device / alat
masukan : Alat ini mengijinkan eksekutif untuk memasuki, verifikasi, dan
perbaharui data dengan seketika. - Central Processing Unit : Adalah pusat
komponen karena ini dapat mengontrol komponen mesin komputer yang lain. - File
Penyimpanan Data : Eksekutif dapat mempergunakan ini secara terpisah untuk
menyimpan keterangan bisnis, dan bagian ini juga dapat membantu eksekutif
mencari keterangan informasi bisnis historis dengan mudah. - Output Device /
alat keluaran : Eksekutif dapat menggunkan alat ini untuk membaca rekaman
visual dan sistem ini memerlukan dukungan dan hardware komputer yang tidak
begitu mahal. Alat ini juga dapat meningkatkan akses dari keterangan EIS untuk
banyak pengguna yang lain dengan suatu perusahaan.
b. Software (Perangkat Lunak)
Memilih perangkat lunak penting untuk mendesain satu EIS yang efektif. Oleh
sebab itu, komponen perangkat lunak dan bagaimana cara mengintegrasikan data ke
dalam suatu sistem sangatlah penting. Perangkat lunak dasar yang diperlukan
untuk satu EIS meliputi empat komponen:
1. Teks yang mendasari perangkat
lunak. Bentuk paling umum dari teks dapat di dokumentasikan.
2. Database : Database heterogen
bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor dan platform komputer membuka
akses eksekutif bagi Eksekutif.
3. Dasar grafis : Grafis dapat
mengarahkan volume dari teks dan statistik ke dalam keterangan visual untuk
Eksekutif. Jenis grafis yang khas adalah: bagan gugus berkala, diagram, peta,
grafis gerak, bagan urutan, dan perbandingan mengorientasi graf (bagan balok).
4. Dasar model : EIS memodelkan
data yang mengandung data statistik rutin dan khusus, keuangan, dan analisa
kuantitatif lain.
2.2.3 Konsep Dibutuhkan Sistem
Informasi Eksekutif
Pada Perusahaan
Bidang Jasa Konsep mengapa diperlukan sistem informasi eksekutif pada
perusahaan bidang jasa adalah sebagai berikut sesuai dengan keperluan :
1. Eksternal - Meningkatkan
persaingan perusahaan dalam bidang jasa - Dengan cepat mengantisipasi perubahan
lingkungan - Kebutuhan untuk menjadikan lebih proaktif - Kebutuhan untuk
mengakses database external - Meningkatkan regulasi pemerintah Seorang
eksekutif membutuhkan informasi secara external untuk mengambil keputusan.
Eksekutif perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi dalam
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam membuat keputusan. Dalam
perusahaan biasanya komputer dihubungkan dengan mainframe. Komputer ini
berfungsi sebagai executive workstation. Database eksekutif disimpan dalam
piranti keras umumnya disebut harddisk yang berisi data dan informasi yang
telah diproses sebelumnya oleh komputer perusahaan. Sistem ini memungkinkan
juga pemakai menggunakan e-mail dan mengakses data dan informasi lingkungan.
Contohnya dengan adanya perubahan peraturan pemerintah yang berlaku yang mana
peraturan sebelumnya masih dilaksanakan dalam suatu organisasi, tentunya akan
memberikan dampak buruk pada organisasi .
2. Internal - Kebutuhan informasi
yang tepat - Kebutuhan perbagikan komunikasi - Kebutuhan mengakses data
operasional - Kebutuhan meng-update status pada aktifitas yang berbeda -
Kebutuhan untuk meningkatkan keefektifan - Kebutuhan untuk mengenal data
historis - Kebutuhan untuk mengakses data perusahaan - Kebutuhan untuk
informasi yang lebih akurat Dengan informasi internal yang diperoleh dari data
manjerial organisasi, eksekutif sangat membutuhkan dalam menentukan
kebijaksanaan. Bagaimana jadinya seorang eksekutif dalam mengambil keputusan
apabila tidak mengetahui keadaan internal organisasi yang dipimpinnya. Misalkan
dari data keuangan perusahaan tidak memungkinkan adanya penambahan peralatan
yang mestinya dibutuhkan oleh organisasi tersebut yang mana eksekutif harus
meminta data dari bagian manajerial keuangan dalam membuat keputusan.
2.2.4 Tugas Eksekutif
Pada Perusahaan
Bidang Jasa Berikut adalah tugas yang harus dikerjakan ekeskutif khususnya
dalam bidang jasa agar dalam menjalankan bisnisnya agar dapat berjalan lebih
baik kedepannya yaitu sebagai berikut:
a. Mengelola Sumber Daya Manusia
(SDM) Dimana seorang pebisnis dapat menyelesaikan segala sesuatu melalui orang
lain khsusunya dalam penjualan jasa yang ditawarkan kepada konsumen atau
bagaimana mempengaruhi orang lain (SDM) agar dapat melaksanakan apa yang
diperintahkan.
b. Membuat Keputusan Tentang Sumber
Daya Dan Operasi Bagaimana mengelola sumber daya-sumber daya ekonomi dan
mengelolanya menjadi lebih baik, dan pertimbangan dengan kebijakan eksternal
seperti aturan-aturan dari Pemerintah.
c. Mengelola Keuangan Dan
Pelaporannya Dimana setiap aktifitas pemasukan atau pengeluaran, serta harta
serta hutang dan modal, dibuat pelaporannya agar semuanya dapat termonitor
dengan baik, sehingga dapat di ketahui kerugian atau keuntungan suatu bisnis.
d. Pengelolaan Penjualan Dan
Pemasaran Dimana kita ketahui penjualan dan pemasaran jasa merupakan urat nadi
dalam perusahaan atau bisnis khususnya dalam bidang jasa. Tanpa kesuksesan
penjualan atau pemasaran, maka perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuannya,
yaitu laba.
e. Mengarahkan Bisnis Untuk Masa
Yang Akan Datang Yaitu dengan melakukan perencanaan strategis yang merupakan
piranti utama untuk pengelolaan aspek-aspek jangka panjang dalam bisnis dan
cara peningkatan produktifitas, perbaikan kualitas serta pengelolaan informasi.
2.3 Jasa Eksport Import Ekspor
adalah penjualan
barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas
dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan
importir. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang
atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor
barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara
pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional. Penjualan barang oleh eksportir keluar negeri dikenai berbagai
ketentuan dan pembatasan serta syarat-syarat khusus pada jenis komoditas
tertentu termasuk cara penangan dan pengamanannya. Setiap negara memiliki
peraturan dan ketentuan perdagangan yang berbeda-beda. Khusus ekspor komoditas
pertanian dan perikanan di Indonesia sebagaian besar tidak memiliki ketentuan
dan syarat yang terlalu rumit bahkan pemerintah saat ini mempermudah setiap
perusahaan untuk mengekspor hasil pertanian dan perikanannya ke luar negeri.
Impor adalah proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu negara ke
negara lain. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari
bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari
perdagangan internasional. Jika perusahaan menjual produknya secara lokal,
mereka dapat manfaat karena harga lebih murah dan kualitas lebih tinggi
dibandingkan pasokan dari dalam negeri. Impor juga sangat dipengaruhi 2 faktor
yakni, pajak dan kuota. Tingkat impor dipengaruhi oleh hambatan peraturan
perdagangan. Pemerintah mengenakan tarif (pajak) pada produk impor. Pajak itu biasanya
dibayar langsung oleh importir, yang kemudian akan membebankan kepada konsumen
berupa harga lebih tinggi dari produknya. Demikianlah sebuah produk mungkin
berharga terlalu tinggi dibandingkan produk yang berasal dari dalam negeri.
Ketika pemerintah asing menerapkan tarif, kemampuan perusahaan asing untuk
bersaing di Negara-negara itu dibatasi. Pemerintah juga dapat menerapkan kuota
pada produk impor, yang membatasi jumlah produk yang dapat dimpor. Jenis
hambatan perdagangan seperti ini bahkan lebih membatasi dibandingkan tarif,
karena secara eskpilit menetapkan batas jumlah yang dapat dimpor.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan Teknologi Informasi Pada Perusahaan. Saat ini
penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis
sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan Teknologi
Informasi Perusahaan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik
atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan
sumber dayayang dimiliki. Dalam penerapannya rencana strategis
TeknologiInformasi senantiasa diselaraskan dengan Rencana Perusahaan,
agarsetiap penerapan Teknologi Informasi dapat memberikan nilai bagi
Perusahaan. Mengacu kepada Arsitektur Teknologi Informasi Perusahaan
pembangunan, penerapan Teknologi Informasi yang dilakukan dikategorikan sebagai
berikut : - Aplikasi Teknologi Informasi yang menjadi landasan dari berbagai
aplikasi lain yang ada di dalam Perusahaan antara lain sistem operasi, basis
data, network management dan lain-lain. - Aplikasi yang sifatnya mendasar
(utility) yaitu aplikasi Teknologi Informasi yang dipergunakan untuk berbagai
urusan utilisasi sumber daya Perusahaan anatara lain sistem penggajian, sistem
akuntansi & keuangan dan lain-lain. - Aplikasi Teknologi Informasi yang
sesuai dengan kebutuhan spesifikPerusahaan terutama yang berkaitan dengan
proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan Perusahaan antara lain Aplikasi
Properti, Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan. Departemen IT sering
kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang hanya bisa
menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah yang kadang menjadi
problematika tersendiri bagi departemen IT di perusahaan. Terkadang banyak
perusahaan memandang sebelah mata akan peran IT dalam menunjang proses di
Perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa besar IT berperan atau ikut andil dalam memajukan perusahaan
? Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam
perusahaan, dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan. Dan yang
akan dibahas disini adalah khusus penerapan Teknologi Infromasi dan Komunikasi
dalam Perusahaan. Ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah
perusahaan, yaitu:
1. Fungsi Operasional akan membuat
struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh
teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi
organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan
fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai
sebuah firm infrastructure.
2. Fungsi Monitoring and Control
mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap
fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat
memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya
interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi Planning and Decision
mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi
karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan
merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang
dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting
sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan
unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau
pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas.
4. Fungsi Communication secara
prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi moderen
dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media
individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan
berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational
merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat
globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin
kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau
partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada implementasi Supply
Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan
sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi
informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan
kegiatan pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan
manajemen teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya. Tipe
dan fungsi peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh
terhadap rancangan atau desain struktur organisasi perusahaan; dan struktur
organisasi departemen, divisi, atau unit terkait dengan sistem informasi,
teknologi informasi, dan manajemen informasi. Penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya
menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi
dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice
Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang
mencakup sistem manajemen dalam perusahaan, cara lama kebanyakan Untuk dapat
mengetahui andil departemen IT di perusahaan adalah dengan mengetahui
keuntungan-keuntungan penerapan teknologi IT di perusahaan tersebut, misalnya :
1. Yang tadinya manual menjadi
otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk
kertas, alat tulis, dll.
2. Waktu mengerjakan yang lebih
cepat dengan adanya IT. Sebab dengan IT ini akan memperbendek rantai birokrasi,
yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan IT hanya butuh waktu 1 hari. Apabila
waktu tadi kita konversikan ke biaya maka akan mendapatkan penghematan sekian
rupiah.
3. Pengambilan keputusan yang lebih
cepat, karena dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat.
Hal ini tentu saja akan menjadikan perusahaan menjadi lebih kompetitif. Sebab
dampaknya akan sangat besar bisa jadi karena pengambilan keputusan yang lambat
sebuah perusahaan akan kehilangan banyak order.
4. Dengan penerapan teknologi IT
kita akan dapat menghemat baiaya promosi dan pemasaran, karena promosi lewat
web site akan sangat murah dan konsumen dapat melihat profil perusahaan dari
mana saja diseluruh dunia.
5. Dengan IT maka sistem akan dapat
terintegrasi disemua kantor atau perusahaan sehingga hal ini akan dapat
meningkatkan kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan
cepat mengetahui kondisi perusahaannya tanpa harus berkunjung ke kantor cabang
yang jauh dan memakan biaya transportasi. Jadi sebenarnya penerapan IT ini akan
sangat menghemat biaya di semua aspek, baik tenaga kerja, proses, pemasaran,
maupun manajemen. Dan penerapan IT ini juga akan dapat mempercepat kemajuan
perusahaan, dengan semain meningkatnya margin perusahaan. Untuk mengetahui
secara pasti berapa keuntungan yang dihasilkan oleh IT maka Anda dapat
menghitungnya dari penghematan-penghematan yang dihasilkan perusahaan Anda
sebagai imbas dari penerapan IT dikonversikan ke Rupiah, dan kemajuan-kemajuan
yang dicapai perusahaan anda dari penerapan IT ini, maka akan muncul angka yang
cukup signifikan.
3.2 Pendekatan Teknologi Informasi
dengan Measurement, Experimentation, Sharing, dan Replication.
Semakin besarnya kebutuhan dalam mengolah laju
informasi yang semakin banyak dan cepat, memaksa perusahaan untuk tetap terus
melakukan inovasi di bidang teknologi informasinya. Informasi-informasi yang
ada harus segera diolah dan dikembangkan agar perusahaan dapat tetap menjaga
dan meningkatkan performa bisnisnya. Teknologi informasi merupakan sebuah
katalisator untuk perubahan yang saling melengkapi, yang memicu inovasi-inovasi
baru yang saling melengkapi dalam proses bisnis, seperti menemukan cara baru
untuk meraih pelanggan, dan cara baru untuk berkomunikasi dengan pemasok.
Perubahan ini memiliki efek jangka panjang pada kemampuan perusahaan itu
sendiri dalam menciptakan barang dan jasa. Menurut Erik Brynjolfsson, direktur
dari MIT Center untuk Bisnis Digital dan Schussel Family Professor di MIT Sloan
School of Management, teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk merintis
sebuah revolusi inovasi baru secara keseluruhan, berdasarkan pada cara
perusahaan dalam mengukur (measurement), melakukan uji coba (experimentation),
berbagi (sharing) dan mereplikasi (replication) proses bisnis. Dimana keempat
hal tersebut, masing-masing mempunyai peran yang penting, dan saling memperkuat
satu sama lain. Seperti peningkatan pada pengukuran akan membuat eksperimentasi
jauh lebih berharga, dan akan menjadi lebih berharga lagi jika hasil tersebut
dapat dibagikan ke lokasi lain. Dan, pada akhirnya, jika hasil tersebut
penting, dapat direplikasi ke lokasi lain.
1. Pengukuran (Measurement) Teknologi
informasi dapat digunakan untuk mengukur apa yang perusahaan telah lakukan.
Dimana informasi yang dihasilkan dapat digunakan oleh perusahaan agar dapat
memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pelanggan, proses bisnis, kualitas
produk, dan kelemahan-kelemahan dalam rantai pasokannya.
2. Uji Coba (Experimentation)
Keuntungan dari uji coba yang menggunakan teknologi informasi adalah perusahaan
bisa mendapatkan sebuah hubungan sebab akibat (causality) yang tidak bisa
ditemukan dengan hanya melakukan pengukuran dan observasi murni. Sehingga
perusahaan dapat memiliki pengetahuan untuk segera ditindaklanjuti tentang apa
yang sebenarnya terjadi dalam bisnisnya dan melihat perbedaan-perbedaan dari
inovasi yang telah dilakukannya.
3. Berbagi (Sharing) Perusahaan
kini tidak hanya dapat berbagi data, tapi juga berbagi wawasan. Inovasi dalam
berbagi dibutuhkan oleh perusahaan agar lebih efektif dalam berbagi informasi.
Internet dan teknologi informasi yang dirancang secara unik untuk memenuhi
kebutuhan dalam berbagi dapat memudahkan perusahaan, sehingga setiap orang
tidak harus selalu bertatap muka dan menggunakan printer atau kertas secara
berlebihan dalam berbagi informasi.
4. Replikasi (Replication)
Teknologi informasi akan membuatnya menjadi jauh lebih mudah untuk mereplikasi
dan meningkatkan proses bisnis setelah teridentifikasi. Ketiga perubahan
sebelumnya (measurement, experimentation, sharing), membantu perusahaan dalam
menemukan dan berbagi, tapi kemudian teknologi informasi memungkinkan untuk
mengambil, meningkatkan proses bisnis tersebut dan menyalinnya
berkali-kali.
3.3 Peranan Teknologi Informasi
Dalam Manajemen Strategik Pada Perusahaan.
Bagi beberapa
perusahaan, sebuah strategi IT tidak selalu pada kasus yang formal. Walaupun
dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS) “Strategic”, arsitektur aplikasi,
data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari standar pengembangan
dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses dan kebutuhan dari
bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk kegunaan
teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang signifikan dalam
menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan dapat dikerjakan
dengan mudah. Dalam lingkungan konvensional, hubungan antara strategi
kompetitif perusahaan dan manfaat penggunaan IT dikembangkan melalui beberapa
lapisan; dari perencanaan, analisa dan perancangan. Dapat dipahami bila pada
ligkungan sseperti ini IT memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi
kompetitif perusahaan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan IT di
lingkungan bisnis, semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara IT dan
Strategi kompetitif perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus memiliki
IT sama halnya dengan memiliki marketing, produsen dan keuangan. Strategi IT
membantu manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan keputusan untuk
tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam menentukan tindakan
untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara Strategi IT
dan perencanaan IT. Strategi IT merupakan kumpulan prioritas yang menguasai
pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal itu merupakan
bentuk aturan framework untuk kegunaan IT dalam perusahaan, dan menjelaskan
bagaimana seorang eksekutif senior pada perusahaan akan berhubungan pada
infrastruktur IT. Perencanaan IT pada hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan
dari Strategi IT. Perencanaan Strategis Sistem Informasi diperlukan agar sebuah
organisasi dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan
penerapan sistem informasi manajemen dan menolong untuk memaksimalkan hasil
dari investasi pada bidang teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang
dibuat berdasarkan Perancangan Startegis Sistem Informasi yang baik, akan
membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana
bisnisnya dan merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini,
penerapan dari teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah
salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis.
Strategi TI diperlukan untuk - Pengetahuan mengenai teknologi baru - Dilibatkan
dalam perencanaan taktis dan strategis - Dibahas dalam diskusi perusahaan -
Memahami kelebihan dan kekurangan teknologi Dengan semakin berkembangnya
peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka menuntut manajemen SI/TI
untuk menghasilkan Sistem Informasi yang layak dan mendukung kegiatan bisnis.
Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen SI/TI. Perubahan
yang terjadi adalah dengan diterapkannya Perancangan Strategis Sistem Informasi
untuk memenuhi tuntutan menghasilkan SI yang mendukung kegiatan bisnis suatu
organisasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia bisnis, peningkatan
Perencanaan Strategis Sistem Informasi menjadi tantangan serius bagi pihak
manajemen SI/TI. SI/TI sebagai Enabler, Organisasi/perusahaan dituntut untuk
mengaplikasikan teknologi bukan hanya untuk menjaga eksistensi bisnisnya
melainkan juga untuk menciptakan peluang dalam persaingan. Pemahaman mengenai
peran pengembangan teknologi dan sistem informasi diperlukan untuk mengelola
teknologi dan sistem informasi dalam organisasi itu sendiri. IT mendukung
perusahaan/organisasi di level - Strategik Relevan dengan target pencapaian
jangka panjang dan bisnis secara keseluruhan - Taktis Diperlukan untuk mencapai
rencana dan tujuan strategis dalam rangka melakukan perubahan menuju sukses -
Operasional Proses dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga
kinerja Terdapat 3 (tiga) teknik dalam SIE yang menjadi pertimbangan bagi
eksekutif dalam memutuskan suatu kebijakan dan langkah strategis , yaitu :
a. Faktor Penentu Keberhasilan
(Critical Success Factor) Merupakan factor yang menentukan keberhasilan dari
segala jenis kegiatan yang dilakukan oleh organisasi oleh eksekutif.
b. Management by Exception (MbE)
Membandingkan kinerja dengan target yang sudah ditetapkan sebelumnya,
menganalisa,mempelajari factor yang menentukan ketidaktercapainya suatu target
dan mencaripemecahan masalahnya agar dapat diperbaiki pada periode selanjutkan
sehingga target yang telah ditentukan dapat dicapai.
c. Modal Mental Kemampuan mengolah
dan memanfaatkan secara efektif setiap informasi yang diperoleh dan
dipergunakan semaksimal mungkin dalam memutuskan dan melaksanakan suatu
kebijakan.
3.4 Pentingnya Divisi TI Dalam
Proses Bisnis
Sebuah sumber
utama dari ketidak efisienan dari departemen IT adalah organisasi yang buruk
dari staf dan kurangnya kejelasan peran dan tanggung jawab. Biaya dari
departemen IT yang tidak efektif umumnya besar. Organisasi IT yang buruk juga
menyebabkan deadline proyek yang tidak terpenuhi, jatuhnya service dari server
secara tidak terencana, garis service IT yang tidak jelas, dan proyek yang
tidak menguntungkan. Umumnya seluruh kegiatan IT dapat dibagi menjadi dua
bagian dasar yaitu “operation and infrastructure” dan “Aplication Development“.
Bagian operasi berurusan dengan penanganan sehari-hari dari lingkugan komputer
dan keamanan. Bagian Aplikasi bertanggung jawab dengan pembuatan dan pengembangan
aplikasi bisnis. Pembangunan teknologi informasi perusahaan dilakukan secara
bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal
tersebut disesuaikan dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Dalam
penerapannya, rencana strategis teknologi informasi senantiasa di selaraskan
dengan rencana perusahaan, agar setiap penerapan teknologi informasi dapat
memberikan nilai bagi perusahaan. Departemen IT seringkali dipandang sebelah
mata karena merupakan departemen yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa
menghasilkan uang. Hal inilah yang kadang menadi problematika tersendiri bagi
Departemen IT di perusahaan. Untuk dapat menge tahui andil Departemen IT di
perusahaan adalah dengan mengetahui keuntungan-keuntungan penerapan teknologi IT
di perusahaan tersebut, misalnya seperti:
a. Manual menjadi otomatis, dan hal
ini mengurangi biaya untuk tenaga kerja, alat tulis, dan lain-lain.
b. Waktu mengerjakan yang lebih
cepat dengan adanya IT.
c. Pengambilan keputusan yang lebih
cepat, karena dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat.
d. Menghemat biaya promosi dan
pemasaran.
e. Sistem dapat terintegrasi di
semua kantor atau perusahaan, dan hal ini dapat meningkatkan kecepatan dalam
merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan cepat mengetahui kondisi
perusahaan.
Informasi (SI) secara umum mempunyai beberapa peranan dalam
perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1) Minimal Risk. Setiap bisnis
memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Kehadiran
teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi resiko
bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam
mengelola resiko yang dihadapi.
2) Reduce Costs Peranan teknologi
informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya
operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang
ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional
yaitu: - Eliminasi proses, implementasi berbagai komponen teknologi informasi
akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yan dirasa tidak
perlu. - Simplifikasi proses, berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit
(birokratis) biasanya dapat di sederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai
komponen teknologi informasi. - Integrasi proses, teknologi informasi juga
mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa
lebih cepat dan praktis. - Otomatisasi proses, mengubah proses manual menjadi
otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.
3) Add Value Menciptakan value bagi
pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk
memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas
sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka
panjang.
4) Create New Realities Mampu
menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya.
Berbagai konsep e-business semacan e-commerce, e-procurement, e-customer,
e-loyalty, dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam
menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
3.5 Peranan CIO Dalam Perusahaan
Chief Information Officer (CIO) adalah jabatan umum diberikan kepada orang di
suatu perusahaan bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem
komputer yang mendukung tujuan perusahaan. Sebagai teknologi informasi dan
sistem menjadi lebih penting, CIO telah datang untuk dilihat di banyak
organisasi sebagai kontributor kunci dalam merumuskan tujuan strategis.
Biasanya, CIO dalam keputusan perusahaan besar delegasi teknis kepada karyawan
lebih akrab dengan rincian. Biasanya, seorang CIO mengusulkan teknologi
informasi suatu perusahaan perlu untuk mencapai tujuannya dan kemudian bekerja
dalam anggaran untuk melaksanakan rencana tersebut. Biasanya, seorang CIO
terlibat dengan menganalisis dan proses pengerjaan ulang bisnis yang ada,
dengan mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk menggunakan alat-alat
baru, dengan membentuk kembali infrastruktur fisik perusahaan dan akses
jaringan, dan dengan mengidentifikasi dan mengeksploitasi sumber-sumber
pengetahuan perusahaan. Banyak CIO menuju upaya perusahaan untuk
mengintegrasikan Internet dan World Wide Web ke kedua strategi jangka panjang
dan rencana segera bisnis. Keunggulan posisi CIO telah meningkat sangat sebagai
teknologi informasi telah menjadi bagian yang lebih penting dari bisnis. CIO
dapat menjadi anggota dari dewan eksekutif organisasi. Sementara pekerjaan CIO
judul dimulai di Amerika Serikat, secara perlahan menggantikan Direktur TI
sebagai judul TI eksekutif senior di Eropa dan Asia. Meskipun tidak ada
kualifikasi khusus yang khas dari CIO pada umumnya, secara historis banyak CIO
memiliki gelar dalam ilmu komputer, rekayasa perangkat lunak, atau sistem
informasi. CIO semakin mendapatkan gelar MBA untuk memperkuat bisnis mereka
keterampilan manajemen. Baru-baru kepemimpinan CIO 'kemampuan, ketajaman bisnis
dan perspektif strategis telah mengambil diutamakan daripada keterampilan
teknis. Sekarang sangat umum bagi CIO untuk diangkat dari sisi bisnis
organisasi, terutama jika mereka memiliki keterampilan manajemen proyek.
Disinilah CIO dituntut perannya. CIO harus bisa membuat suatu perusahaan
mendapat profit margin yang besar akibat adanya perubaha-perubahan teknologi,
pasar dan regulasi yang membawa dampak perubahan perilaku bisnis. Menurut Indra
Utoyo, Direktur Teknologi Informasi/CIO PT Telkom Tbk, CIO memiliki peran dalam
mengeliminasi kompleksitas dengan memilih teknologi yang bisa mendukung sasaran
kegiatan bisnis. Dan hal itu dimulai dari praktek-praktek manajemen, bukan dari
teknologinya. Menurut Presiden Direktur IBM Indonesia Betti Alisjahbana, peran
CIO sekarang adalah menjadi TI pemberdaya dan katalis inovasi. Tujuannya adalah
untuk menentukan arah bisnis strategis dan menawarkan ide-ide baru serta
menyejajarkan TI sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bisnis. Jadi,
peran CIO berubah dari business support menjadi business enabler3 Pentingnya
teknologi memperkuat peran CIO dalam perusahaan. Para CIO diharapkan dapat
mendapatkan data dan insight dengan memanfaatkan teknologi sehingga bisa
memberi sumbangsih pada pengembangan bisnis perusahaan. Dengan tuntutan ini,
CIO menjadi sangat berpengaruh pada keputusan yang diambil dalam sebuah
perusahaan.
BAB
IV ANALISIS PENERAPAN SIE
4.1 Analisis Penerapan Sie Dalam
Perusahaan Jasa Eksport Import Eksekutif
adalah manajer
tingkat yang lebih rendah yang berada pada tingkat yang lebih atas. Martineau mengatakan
bahwa pekerjaan manajer akan berubah secara drastis jika ia telah menjadi
manajer puncak (eksekutif), dan manajer tersebut harus menyesuaikan keadaan
atau perubahan tersebut. Perusahaan yang hanya menggunakan Sistem Infromasi
Organisasi maka manajer puncak akan menerima seluruh informasinya dari
subsistem fungsional dan manajer tidak perlu menyaring dan mensisntesa data
yang menjadi bentuk berarti baginya. Sebagai cara untuk meringankan manajer
tersebut dalam melakukan pekerjaannya maka diciptakannya Sistem Informasi
Eksekutif.
4.2 Analisis SWOT
1. Strenght (Kekuatan) - Dapat
mempermudah para eksekutif perusahaan jasa dalam pengambilan suatu keputusan. -
Memfasilitasi pencapaian tujuan perusahaan - Memudahkan akses atas
informasi-informasi yang ada dalam perusahaan - Membuat user semakin produktif
- Menghemat waktu - Menghasilkan competitive advantage - Memberikan antisipasi
yang cepat terhadap suatu masalah atau kesempatan yang terjadi didalam
perusahaan - Menemukan penyebab dari suatu masalah - Menemukan
kebutuhan-kebutuhan eksekutif.
2. Weakness (Kelemahan) - Jika pada
perusahaan jasa kecil akan mengeluarkan biaya untuk dapat mengimplementasikan
SIE. - Memiliki fungsi yang terbatas, tidak dapat melakukan perhitungan
kompleks. - Pada perusahaan kecil mungkin membutuhkan biaya lebih untuk membuat
implementasi. - Karena sistemnya besar, sehingga sulit untuk mengaturnya. -
Pembuatannya harus dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi eksekutif senior. -
Eksekutif mungkin menghadapi beban terlalu berat untuk membuat keterangannya.
3. Opportunity (Peluang) Sistem
Informasi Eksekutif harus ada pengembangan terhadap sistem yang ada sekarang
karena teknologi menjadi investasi yang sangat penting sekalikedepannya sebagai
sarana dalam membantu operasional perusahaan.
4. Threat (Ancaman) - sistem
informasi merupakan teknologi yang dinamis sekali dan bergerak sangatcepat
mengikuti perkembangan - Tanpa adanya system eksekutif informasi yang memadai,
maka laju perkembangan suatu organisasi akan terhambat dan tidak mampu bersaing
dengan competitor.
BAB
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Pengertian Sistem
Informasi Eksekutif
adalah Merupakan
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi Eksekutif mengenai kinerja
keseluruhan perusahaan, informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam berbagai
tingkat rincian dan memudahkan serta mendukung keterangan dan pembuatan
keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses
terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol
strategis dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk
dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS). Sistem informasi
eksekutif dalam bidang jasa adalah satu jenis dari manajemen informasi dalam
bidang jasa untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan
kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap
keduanya internal dan eksternal, sehingga akan dapat mempercepat pelayanan
dalam melayani kebutuhan konsumen terhadapa jasa yang ditawarkan perusahaan
tersebut.
Seorang
eksekutif membutuhkan informasi secara external untuk mengambil keputusan.
Eksekutif perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi dalam
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam membuat keputusan. Begitupun
informasi internal yang diperoleh dari data manjerial organisasi, eksekutif
sangat membutuhkan dalam menentukan kebijaksanaan. Tugas-tugas yang
dilaksanakan eksekutif diantaranya mengelola SDM, membuat keputusan sumber daya
dan operasi, mengelola keuangan dan pelaporannya, pengelolaan penjualan dan
pemasaran, serta mengarahkan bisnis untuk masa yang akan datang. Kelebihan SIE
pada bidang jasa diantaranya dapat mempermudah para eksekutif perusahaan jasa
dalam pengambilan suatu keputusan. Sedangkan kelemahannya yaitu pada perusahaan
jasa kecil akan mengeluarkan biaya untuk dapat mengimplementasikan SIE.
Daftar
Pustaka
https://ketinggalan.files.wordpress.com/2010/11/pengantar-teknologi-informasi1.pdf
http://makalahsie01.blogspot.co.id/2013/09/makalas-sistem-informasi-eksekutif-sie.html